Ini adalah cerpen yang gua buat dengan niat penuh untuk ngerjain tugas B.Indonesia, yoweslah langsung gua share aja. hehehe
Nabrak angkot !! Ya, itulah peristiwa yang sangat memalukan sekaligus menegangkan.
Saat itu pukul 6 pagi, hiruk pikuk jalanan sudah dapat terlihat. Banyak pengendara berlalu lalang mencari kesibukan, berkumandang dengan suara klakson nya satu sama lain. Baik mobil atau motor tidak ada bedanya, sama-sama mewarnai pagi dengan kebisingan tersebut.
Pagi itu aku melesat ke sekolah menggunakan motorku dengan kencang, melaju di jalanan dengan kecepatan diatas rata-rata untuk menghindari terlambat datang ke sekolah. Bahkan kucing lewat pun pingsan melihat tingkahku yang ugal-ugalan di jalan.
Macet pun melanda, karena angkot dan mobil tersendat di pertigaan jalan. Tidak ada yang mau mengalah satu sama lain. Hm.. mungkin inilah potret manusia zaman sekarang yang mengabaikan kepentingan orang banyak dan memikirkan ego nya sendiri. Kesabaranku pun telah habis, setelah aku menunggu hampir 10 menit di pagi yang ramai itu, aku melaju dengan percaya dirinya, menghampiri sumber kemacetan dan berusaha untuk melewati kemacetan itu. Namun tiba-tiba..
BRUUKKKKK.... what the tutttt !!!
Angkot di depanku yang sejak tadi maju mundur bak setrikaan tertabrak oleh ban depanku. Mula-mula sang supir hanya melihatku di spion dengan tatapan marah dan kesal.
Tanpa ku sadari, keluarlah sosok laki-laki tua berkumis dengan celana boxer abu-abu dari dalam angkot. Dan ternyata.. itu supirnya, aku langsung skeptis, keringet dingin coy ! Mula-mula ia hanya melihat bemper mobilnya dengan tatapan datar. Namun sedetik kemudian matanya yang bulat nan menakutkan itu tertuju kepadaku sambil meluapkan amarahnya.
Abang angkot : "Bisa naik motor gak sih?"
Awalnya aku hanya terdiam dan merenung meratapi nasibku.
Abang angkot : "Eh neng gak punya mulut ya?"
Aku hanya menatapnya dengan tatapan kosong.
Abang angkot : "Ish, tuli kali nih anak. Lain kali bawa motor yang bener jangan asal nabrak aja." ucap sang supir dengan kesalnya.
Kesabaranku pun meluap, dan aku mulai berkicau.
Me : "Eh bang saya bisa naik motor, siapa bilang enggak? Tapi kalo buat ngendarain masih belajar. Dan saya juga punya mulut, gak liat apa bibir saya yang seksi ini? Saya juga gak tuli mungkin kuping saya ketutup kerudung tapi bukan berarti kuping saya ke sumpel. Dan abang juga jangan marahin saya siapa suruh punya bemper ngeselin kan minta ditabrak. hahaha (aku rada-rada nyeleneh agar cepat lari dari masalah)
Raut wajah sang supir pun seketika bingung, abstrak dan gak karuan antara aneh, kesal, shock, campur jadi satu. Sejak saat itu aku mulai berhati-hati dan lebih melihat situasi serta mempertimbangkan resiko jika aku nekat di jalan raya. Biar pelan asal selamat lah, itu prinsipku. hahaha
0 komentar:
Posting Komentar